A.
INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
Pertumbuhan
Penduduk
1.
Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Menurut Allport,
individu berasal dari kata “individe” yang berarti tidak dapat dibagi-bagi,
maksudnya bahwa manusia merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat
dipisah satu sama lain. Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil
dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang
lebih kecil. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup
berdiri sendiri.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah
manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan
terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis
rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan.
Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Dalam pengertian
sosiologi, Individu adalah subyek yang melakukan sesuatu, subyek yang mempunyai
pikiran, subyek yang mempunyai kehendak, subyek yang mempunyai kebebasan,
subyek yang memberi arti meaning pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan
hasil tindakannya sendiri. Singkatnya individu adalah subyek yang bertindak.
2.
Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, yang berarti
bertumbuhnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat di ukur dengan satuan panjang dan berat.
Pertumbuhan penduduk
adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan
dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan
demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada
pertumbuhan penduduk dunia (menurut Wikipedia).
Pertumbuhan penduduk
merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya
dan masalah penduduk pada khususnya. Di samping berpengaruh terhadap jumlah dan
komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu
daerah atau negara maupun dunia (menurut MKDU ISD). Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Pertambahan penduduk
pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi. Berikut ini ialah
pemaparannya :
a.
Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah
hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat
mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya
hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat
dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat
kematian (anti mortalitas).
b. Kelahiran
(Natalitas)
Kelahiran bersifat
menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti
natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
c.
Migrasi (Mobilitas)
Migrasi penduduk adalah
perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas
penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk
yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara
saja.
Fungsi
Keluarga
1.
Pengertian
Keluarga
Keluarga berdasarkan
asal-usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara (Abu&Nur, 2001:
176) bahwa keluarga berasal dari bahasa Jawa yang terbentuk dari dua kata yaitu
kawula dan warga. Didalam bahasa Jawa kuno kawula berarti hamba dan warga
artinya anggota. Secara bebas dapat diartikan bahwa keluarga adalah anggota
hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota dari kawula merasakan sebagai
satu kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya dan dirinya juga merupakan
bagian dari warga yang lainnya secara keseluruhan.
Keluarga adalah
lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan
bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam
satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena
perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anakanak yang belum menikah disebut keluarga batih. Sebagai unit
pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai
peranan-peranan tertentu, yaitu (Soerjono, 2004: 23):
a.
Keluarga batih berperan sebagi pelindung
bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban
diperoleh dalam wadah tersebut.
b. Keluarga
batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan
anggotanya.
c.
Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar
bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
d. Keluarga
batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni
suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Keluarga pada dasarnya
merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap,
untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan
pemeliharaan anak. Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac
Iver and Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu:
a.
Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Susunan
kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan
dipelihara.
c.
Suatu sistim tata nama, termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Ketentuan-ketentuan
ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggota kelompok yang mempunyai ketentuan
khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan
untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e.
Merupakan tempat tinggal bersama, rumah
atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah
terhadap kelompok kelompok keluarga.
2.
Fungsi
Keluarga, Individu dan Masyarakat
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang
harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut. Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008)
adalah :
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan
saling menghargai antar anggota kelurga.
b) Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam
keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
3.
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat mempunyai
arti sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan dan tinggal didalam
satu wilayah, kalangan bisa terdiri dari kalangan orang mampu hingga orang yang
tidak mampu. Masyarakat yang sesungguhnya adalah sekumpulan orang yang telah
memiliki hukum adat, norma-norma dan berbagai peraturan yang siap untuk
ditaati.
Suatu perkembangan
daerah, masyarakat bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu masyarakat maju dan
masyarakat sederhana. Masyarakat maju adalah masyarakat yang memiliki pola
pikir untuk kehidupan yang akan dicapainya dengan kebersamaan meskipun berbeda
golongan. sedangkan masyarakat sederhana adalah sekumpulan masyarakat yang
mempunyai pola pikir yang primitif, yang hanya membedakan antara laki-laki dan
perempuan saja.
Masyarakat juga sering
dikenal dengan istilah society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk
sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut. Menurut Wikipedia,
kata Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga
bisa diartikan sekelompok orang yang saling berhubungan dan kemudian membentuk
kelompok yang lebih besar. Biasanya masyarakat sering diartikan sekelompok
orang yang hidupa dalam satu wilayah dan hidup teratur oleh adat didalamnya.
Hubungan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
1.
Makna
Individu
Terjadinya perubahan
pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau
empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai
keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.
2.
Makna
Keluarga
Keluarga adalah
sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal
bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang
mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
3.
Makna
Masyarakat
Masyarakat merupakan
kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling
berinteraksi secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas
geografik, sosial, atau kultural yang tertentu.
4.
Hubungan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
a.
Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki
hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek,
paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma
dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Adanya hubungan
keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat
pada dirinya dalam keluarga.
b. Hubungan
individu dengan masyarakat
Hubungan individu
dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban
manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi
hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak
masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat,
sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang
semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.
Urbanisasi
1.
Pengertian
Urbanisasi
Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup
serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa
dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan
perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya
salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam,
yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di
kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya
bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Mendapatkan suatu niat
untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan
pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi,
terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh
tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor
pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik
perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian
contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan
urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
2.
Proses
Terjadinya Urbanisasi
Terdapat 2 proses
terjadinya urbanisasi. Berikut ialah penjelasannya.
1. Proses
Urbanisasi merupakan Proses Ekonomi
Negara Sedang
Berkembang - urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi
merupakan titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri
maju)- penduduk kota meningkat cepat- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin
besar kotanya, semakin cepat proses urbanisasinya,adanya konsep “Primate City”
2. Proses
Urbanisasi Bersifat Demografi
Berdasarkan uraian di
atas, jelas bahwa sejak PD II, proses urbanisasi di negara berkembang
terjaditerlebih dulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya
industrialisasi. Pada kenyataannnya,saat ini seperti yang terjadi di Cibinong,
urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnyadaerah-daerah industri
baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa
daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu
juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah
tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi
merupakan titik tolak terjadinya industrimenjadi kurang tepat karena
sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa
urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota
Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa
kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh:- gejala alami, yaitu
kelahiran- masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan,
ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang
disebut migrasi (rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut sebagai
komponen urbanisasi.
Kedua komponen tersebut
biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun
perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh
yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.Banyak orang
berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari
daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik
daerahkota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota
dapat memberikanlapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar.
Namun dalam kenyataannyasebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah
karena tidak adanya pekerjaan yang sesuaidengan keahlian yang mereka miliki,
sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa ataudaerah mereka untuk
pindah ke kota.
Pemuda
dan Sosialisasi
1.
Pengertian
Pemuda
Pemuda diidentikkan
dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan
perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang
mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir
demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita ketahui bahwa pemuda atau
generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah
nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian
ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Princeton
mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of
life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young
or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a
young person”.
Pernyataan ini
menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa
kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil,
kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar.
Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia
terlihat yang menunjukkan kepribadiannya.
Seorang pemuda harus
bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar
tumbuh sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah dizaman
sekarang teknologi yang berkembang telah disalahgunakan seolah-olah globalisasi
telah memberi efek buruk pada generasi muda. Individualisme itulah yang terjadi
pada pemuda zaman sikap peduli pada lingkungan sekitar menurun drastis. Contoh
umum jika ada kerja bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang
bermalas-malasan untuk ikut serta dalam kegiatan ini lebih memilih bermain
dirumah atau memainkan android,iphone atau apalah itu . Pemuda seperti apa ini!
Dalam kehidupannya seorang
pemuda dituntut dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Proses
sosialisasi pemuda didefinisikan proses yang membantu individu melalui belajar
dan penyesuaian diri. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam
keluarga. Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarna cara
berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu
menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya.Sesuai dengan pepatah lama semakin banyak dilihat semakin
banyak dirasa. Jadi pengalaman adalah hal yang dibutuhkan seorang pemuda bisa
bertindak dan mengasah pola pikirnya untuk perubahan yang akan datang..
Kesimpulannya adalah
bahwa seorang pemuda harus memiliki jiwa dan sikap metal yang bisa membawa ia
menciptakan sebuah iklim perubahan kearah yang lebih baik dan memiliki
kemampuan sosialisasi ditengah kehidupan di masyarakat agar ia mampu memecahkan
sebuah polemik dan mampu beradaptasi dengan kehidupan sosialnya.
2.
Pengertian
Sosialisasi
Awalnya ada dugaan kuat
bahwa anak yang dilahirkan didunia, merupakan makhluk yang sama sekali bersih.
Manusia yang ada sekitarnya akan membentuk anak tadi seolah-olah bagaikan
kertas putih bersih yang kemudian ditulisi kata dan kalimat. Hal ini
membuktikan bahwa individu yang lahir di dunia pasti mengalami proses sosialisasi.
Secara luas sosialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana warga
masyarakat di didik untuk mengenal, memahami, mentatati dan menghargai
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Soerjono, 1982:
140).
Menurut David A. Goslin,
sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat
berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya.(Ihromi, 2004: 30)
Menurut tahapannya
sosialisasi dibedakan menjadi 2 tahap, yakni (Ihromi, 2004: 32):
1. Sosialisasi
primer, sebagai yang pertama dijalankan individu semasa kecil. Dalam tahap ini
proses sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum, dan
keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi.
2. Sosialisasi
sekunder, dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada terwujud sikap
profesionalisme dan dalam hal ini yang menjadi agen sosialisasi adalah lembaga
pendidikan, peer-group, lembaga pekerjaan, dan lingkungan yang lebih luas dari
keluarga.
3.
Proses
Sosialisasi
Proses sosialisasi
adalah cara-cara berhubungan orang perseorang dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentuk-bentuk hubungan. Atau
sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama yang
mencakup berbagai aspek kehidupan.
Menurut Prof. Dr.
Soerjono Soekamto di dalam Pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan
kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi
antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik
yang saling berhadapan antara satu sama lain tidak dapat menghasilkan suatu
bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat
disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial
karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar satu
individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi. Sedangkan menurut
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat
dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut : Tahap persiapan (Preparatory
Stage), Tahap meniru (Play Stage), Tahap siap bertindak (Game Stage), dan Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other).
Bentuk umum proses
sosial adalah interaksi sosial (social interaction) dan sebagai syarat
terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antara
kelompok manusia, maupun antara kelompok manusia dengan orang perorang.
Pengetahuan tentang
proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian yang
dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Masyarakat pada umumnya
mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti : kelompok sosial, kebudayaan,
lembaga sosial, strafikasi dan kekuasaan. Kesemuanya itu memiliki hubungan
interaksi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi
dinamikanya disebabkan anggota masyarakat senantiasa mengadakan hubungan satu
dengan yang lainnya, baik dalam bentuk orang perorang maupun kelompok
masyarakt.
Syarat-syarat terjadinya
interaksi sosial adalah : Adanya kontak sosial (social contact), dan Adanya
komunikasi. Dalam bahasa Latin, kontak berasala dari kata con atau cum dan
tango. Con ataucum berarti bersama-sama, sedangkan tango berarti menyentuh.
Kontak sosial dapat
berlangsung dalam tiga bentuk. Penjelasannya ialah sebagai berikut :
1. Individu
dengan individu
Ada individu yang
memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya. Misal; anak
kecil mempelajari kebiasaan dalam keluarganya, proses ini disebut sosialisasi.
2. Individu
dengan suatu kelompok manusia
Misal; norma-norma partai
politik di masyarakat memaksa anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan
ideology dan programnya.
3. Kelompok
manusia dengan kelompok manusia
Misalnya; Hubungan
kerjasama antara dua perusahaan untuk menjalin suatu kerjasama bisnis.
4.
Peran
Sosial Pemuda dalam Masyarakat
Peranan sosial
mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang
lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka
dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti
sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan
yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun
perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan
perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos.
Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses
pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan
tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena
hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda
membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang
semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di
perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih
positif.
Peran pemuda yang
seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan
sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat
ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi
muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
5.
Masalah
Generasi Muda
Masalah-masalah yang
menyangkut generasi muda dewasa ini adalah meliputi berbagai hal. Berikut ialah
pemaparannya :
1. Dirasakan
menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi
muda
2. Kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
3. Belum
seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
4. Kurangnya
lapangan dan kesempatan kerja.
5. Kurangnya
gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
6. Masih
banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
7. Adanya
generasi muda yang menderita fisik dan mental
8. Pergaulan
bebas
9. Meningkatnya
kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
10. Belum
adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
6.
Potensi-potensi
Generasi Muda
Potensi-potensi yang
terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah berbagai hal. Berikut
adalah penjelasannya :
1. Idealisme
dan daya kritis
2. Dinamika
dan kreativitas
3. Keberanian
Mengambil Resiko
4. Opimis
dan kegairahan semangat
5. Sifat
kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
6. Keanekaragaman
dalam persatuan dan kesatuan
7. Patriotisme
dan Nasionalisme
8. Kemampuan
menguasai ilmu dan teknologi
Sumber :