Selasa, 28 Juni 2016

TUGAS ETIKA PROFESI (PENERAPAN STANDAR TEKNIK)

PEMBERLAKUAN SNI SECARA WAJIB DI SEKTOR INDUSTRI : EFEKTIFITAS DAN BERBAGAI ASPEK DALAM PENERAPANNYA

Pemberlakuan SNI secara wajib merupakan semua produkk SNI yang dipasarkan di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan baik itu berasala dari produksi dalam neger maupun impor. Pemberlakuan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib merupakan salah satu upaya perlindungan terhadap industri dalam negeri sekaligus terhadap konsumen pengguna produk.
Pengamatan Badan Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2006 memberikan gambaran bahwa hanya 19,6% SNI yang digunakan di pasar (Eddy Herjanto, 2006). Hal tersebut mengindikasi bahwa SNI belum bisa diterima secara efektif di kalangan industri dan selain itu masih banyak produk yang bertanda SNI namun mutunya tidak sesuai dengan persyaratan SNI.
Pemberlakuan SNI wajib agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan kajian secara komprehensif terhadap stadar teknik itu sendiri dan berbagai aspek yang mempengaruhi efektifitas pemberlakuannya seperti aspek regulasi, manajemen, institusi dan ekonomi. Keberhasilan SNI dapat diukur dengan tingkat penerapannya di lapangan seperti digunakan sebagai acuan dalam mutu produk, proses produksi, metode uji, atau acuan dalam pendidikan atau pelatihan.
Jumlah SNI yang ada berkembang terus menerus hingga pada pertengahan 2009 mencapai lebih dari 6500 SNI dengan sektar 4100 standar bidang industri dan terus meningkat mencapai 4250 SNI pada akhir tahun 2010. Penerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela, namun SNI yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan, keselamatan, keamanan dan pelestarian lingkungan hidup (K3L) atau atas dasar pertimbangan tertentu diberlakukan wajib.
Penelitian yang dilakukan mengguanaan sampel sebanyak 447 perusahaan yang tersebar di 22 provinsi. Semuanya merupakan industri yang memproduksi SN wajib. Sebaran sampel terbesar yaitu di provinsi Jawa barat sebanyak 28%, Jawa timur 18,1%, DKI Jakarta 16,6%, Jawa tengah 14,3% dan Banten 9% serta sisanya tersebar di 17 provinsi lainnya. Berdasarkan sektor industri, terbanyak adalah sektor industri minuman dengan 110 perusahan (24,6%), indstri logam dan mesin dengan 106 perusahaan, kimia hilir sebanyak 102 perusahaan, aneka industri sebanyak 58 perusahaan dan kimia hulu sebanyak 29 perusahaan serta berbagai sektor industri lain yang berjumlah 42 perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, total perusahaan industri yang memiliki SPPT-SNI yang valid hanya 55,05% dan sisanya sertifikat sudah kadaluarsa atau bahkan belum ada sama sekali. SPPT-SNI merupakan persyaratan boleh atau tidaknya suatu produk SNI wajib diedarkan di pasar. Hasil penelitian terhadap keabsahan SPPT-SNI menunjukan total terdapat 315 perusahaan yang memiliki SPPT SNI namun 69 perusahaan sertifikatnya sudah tidak berlaku dengan rentang kadaluarsa rata-rata 2,6 tahun, bahkan sertifikat milik 25 perusahaan sudah kadaluarsa lebih dari 5 tahun.
Salah satu syarat emiliki SPPT SNI adalah penerapan sistem manajemen mutu dalam perusahaan. Diketahui sebanyak 32,4% telah menerapkan ISO 9001 sebagai standar sistem manajemen mutu yang diakui internasional, sebagain diantaranyya menerapkan standar sistem mutu internasional yang lainnya Sekitar 55% dari perusahaan pemilik SPPT SNI yang masih menggunakan pedoman BSN 10 sebagai acuan sistem mutunya. Pedoman BSN 10 digunakan hanya untuk industri kecil dan transisi sebelum beralih ke ISO 9001.
Aspek penerapan standar dianggap telah memadai namun masih diangap kelemahan pada aspek kelembagaan, peraturan daerah dan aspek ekonomi yang belum efektif dan masih memerlukaan penyempurnaan. Dya dukung LSPro dan laboratorium uji dalam fungsi penilaian kesesuaian sudah memadai namun dengan bertambahnya jumlah SNI waji, diperlukan pengembangan secara kontinu pada lembaga terkait. Diketahui masih banyak laboratorium uji yang belum mamppu menguji semua parameter dalam SNI.
Produsen menghadpi berbagai hambatan dalam menerapkan SNI wajib. Hambatan utama yang dihadapi produsen dalam penerapan SNI wajib adalah keterbatasan sumber  daya manusia, kesulitan untuk mengkalibrasikan peralatan laboratorium dan produksi, adanya distorsi produk sub standar di pasar, biaya sertifikasi yang relatif mahal dan kepedulian konsumen terhadpa standar masih kurang.

Sumber:


Minggu, 10 Januari 2016

PERENCANAAN ORGANISASIONAL

Perencanaan Organisasional
Perencanaan merupakan proses menentukan bagaimana suatu organisasi mampu mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Istilah resmi menyatakan bahwa perencanaan didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari program tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan bisnis yag telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi diantara berbagai kesempatan yang telah diprediksi terlebih dahulu. Pengorganisasian merupakan suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manajemen. Perencanaan organisasional adalah proses pencapaian tujuan dari suatu organisasi secara teratur untuk segala sumber daya yang terdapat dalam sistem yang bersangkutan.
            Tujuan perencanaan organisasional memiliki 2 makud yaitu perlindungan dan kesepakatan. Berikut adalah penjabarannya.
1.    Perlindungan atau protektif yaitu meminimasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan.
2.    Kesepakatan atau affirmative yaitu untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dari organisasional.
Disamping 2 tujuan di atas, tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dalam organisasi. Tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya koordinasi dan timbulnya ketidakefisienan. Tujuan mendasar dari perencanaan adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Koontz O’Donnel menyatakan bahwa maksud dari perencanaan adalah untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan.

Pengorganisasian
            Sumber daya organisasional mewakili suatu investasi darimana sistem manajemen harus mendapat pengembaliannya (return). Pengorganisasian yang sesuai dengan sumber daya akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari penggunaannya. Henry Fayol telah mengembangkan 16 garis pedoman umum yang bisa digunakan ketika mengorganisasikan sumber daya, dipublikasikan di Inggris pad atahun 1949. Berikut adalah 16 pedoman tersebut.
1.    Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana.
2.    Mengorganisasi aset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan-tujuan, sumber daya- sumber daya, dan kebutuhan dari persoalan tersebut.
3.    Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, enerjik, dan menuntun (struktur manajemen formal).
4.    Mengkoordinasi semua aktivitas dan usaha.
5.    Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
6.    Menyusun bagi seleksi yang efisien sehingga tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik dan tiap karyawan ditempatkan pada tempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara maksimal.
7.    Mendefinisikan tugas-tugas.
8.    Mendorong inisiatif dan tanggung jawab.
9.    Memberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan.
10. Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan.
11. Mempertahankan disiplin.
12. Menjamin bahwa kepentingan indivisu konsisten dengan kepentingan umum dari organisasi.
13. Mengakui adanya satu komando.
14. Mempromosikan koordinasi bahan dan kemanusiaan.
15. Melembagakan dan memberlakukan pengawasan.
16. Menghindari adanya pengaturan, birokrasi (red tape) dan kertas kerja.

Pembagian Tenaga Kerja (Division of Labor)
            Pembagian tenaga kerja merupakan salah satu pertimbangan utama untuk suatu usaha pengorganisasian. Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewirausahaan. Sebagai ganti satu individu melakukan semua pekerjaan, beberapa individu melakukan bagian pekerjaan yang berbeda dari aktivitas total. Produksi dibagi menjadi sejumlah langkah dengan tanggung jawab penyelesaian pada individu tertentu. Hakikatnya, individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian tugas daripada seluruh tugas. Ilustrasi pembagian kerja secara umum digunakan adalah lini produksi modil. Satu indivisu tidak diperintahkan untuk merakit seluruh mobil, tetapi bagian tertentu dari mobil dirakit oleh berbagai individu.
            Pembagian tenaga kerja dalam strategi pengorganisasian memiliki keuntungan dan kerugian tertentu. Berikut adalah keuntungan dan kerugian tersebut.
Keuntungan pembagian tenaga kerja :
1.    Pekerja berspesialisasi akan terampil untuk melaksanakan tugas dan cenderung akan meningkat.
2.    Tenaga kerja tidak kehilangan waktu yang berharga dalam bergerak dari satu tugas ke tugas lainnya karena tidak ada waktu yang hilamh dari pergantian alat dan lokasi.
3.    Pekerja memusatkan diri hanya pada melaksanakan satu pekerjaan sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien.
4.    Pembagian tenaga kerja menciptakan situasi dimana pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana mereka melaksanakan bagian tugas dan bukannya proses keseluruhan produk.
Kerugian pembagian tenaga kerja :
1.    Keuntungan dari pembagian tenaga hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi dan mengabaikan variabel manusia.
2.    Kerja yang terspesialisai cenderung menjadi sangat membosankan dan biasanya menyebabkan tingkat produksi menurun.

Wewenang
            Wewenang adalah hak untuk melaksanakan atau memerintah. Wewenang memungkinkan pemegangnya bertindak dengan cara tertentu dan mempengaruhi secara langsung tindakan dari orang lain melalui perintah yang dikeluarkannya. Posisi individu pada bagan organisasi menunjukkan jumlah wewenang relatif yang didelegasikan pada tiap individu. Individu pada manajemen puncak memiliki wewenang yang lebih besar dibandingkan individu pada manajemen bawah. Kenyataannya, sumber dari wewenang tidak ditentukan oleh dekrit dari organisai formal tetapi oleh apakah kekuasaan tersebut diterima atau tidak oleh mereka yang berada di bawah wewenang.
            Garis pedoman dengan mana tindakan yang bisa diambil oleh seorang manajer bisa ditaati dan diterima. Menurut Chester Barnard, akan semakin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang, jika:
1.    Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal oleh semua anggota organisasi.
2.    Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah.
3.    Lini komunikasi antara manajer dan bawahan bersifat langsung.
4.    Rantai komando yang lengkap digunakan untuk mengeluarkan perintah.
5.    Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai.
6.    Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional.
7.    Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer.

Sumber:
Wiratmo, Masykur.1994. Kewirausahaan. Jakarta: Gunadarma.


Jumat, 23 Oktober 2015

Perencanaan Produksi (TULISAN 1)

Perencanaan Produksi
            Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi, kapan diproduksi dan apa sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. Perencanaan produksi berkaitan pula dengan pengendalian produksi yaitu fungsi yang mengarahkan atau mengatur pergerakan material (bahan, part/komponen/subassembly dan produk) melalui seluruh siklus manufacturing mulai dari permintaan bahan baku sampai pada pengiriman produk akhir kepada pelanggan (Sinulingga, 2009).
            Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan dimasa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya, dan kapan harus dilakukan. Perencanaan produksi berkaitan dengan masa mendatang sehingga perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara berkala dengan melakukan pengendalian. Perencanaan produksi dan pengendalian produksi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Definisi perencanaan dan pengendalian produksi adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi yang minimum (Nasution, 2008).
            Pembuatan rencana produksi tidak dapat dilakukan hanya sekali dan digunakan untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang. Berdasarkan pengelompokkan perencanaan produksi atas dasar jangka waktu dibedakan menjadi tiga, yaitu (Nasution, 2008).
1.      Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5 tahun atau lebih ke depan. Jangka waktu terpendeknya ialah ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal tersebut meliputi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan desain dari bangunan dan peralatan pabrik baru, konstruksinya, instalasinya, dan hal lainnya sampi fasilitas baru tersebut siap dioperasikan. Perencanaan produksi jangka panjang dibuat dengan sangat mempertimbangkan ramalan kondisi umum perekonomian dan kependudukan, situasi politik dan sosial, perubahan teknologi, dan perilaku pesaing, dimana semua faktor tersebut akan dievaluasi dampaknya terhadap aktivitas perusahaan. Secara singkat, perencanaan produksi jangka panjang adalah berhubungan dengan efek apa yang akan muncul di masa mendatang terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang diperlukan dalam menyesuaikan terhadap perubahan tersebut.
2.      Perencanaan produksi jangka menengah atau perencanaan agregat. Perencanaan agregat mempunyai horison perencanaan antara 1 sampai 12 bulan dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan agregat didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan dan sumber daya produktif yang ada seperti jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier dan subkontraktor, dengan asumsi relatif tetap.
3.      Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horison perencanaan kurang dari 1 bulan dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan aktual yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima dengan sumber daya yang tersedia berupa jumlah departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada, sehingga sesuai dengan batasan-batasan yang ditetakan pada perencanaan agregat.



Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
            Perencanaan dan pengendalian produksi memiliki fungsi dasar yang harus dipenuhi. Berikut adalah 4 fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencanaan dan pengendalian produksi (Kusuma, 1999).
1.      Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
2.      Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.
3.      Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.

4.      Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.

Kamis, 22 Oktober 2015

TUGAS 1 KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994). Pengertian kewirausahaan menurut Harvey Leibenstein (1979) adalah mencakup berbagai kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira memiliki arti sebagai pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung sedangkan usaha adalah perbuatan amal, bekerja atau berbuat sesuatu. Berdasarkan arti dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Pernyataan tersebut adalah menurut segi etimologi (asal usul kata). Menurut Prawirokusumo, wirausaha adalah mereka yang mampu melakukan berbagai upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui berbagai kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut adalah dalam bentuk memperkenalkan produk baru, memperkenalkan metode produksi baru, membuka pasar yang baru (new market), memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Wirausaha memiliki perilaku tertentu yang mendukung pencapaian kesuksesannya. Perilaku tersebut adalah kerja keras yaitu perilaku tidak mudah menyerah, tidak mudah mengeluh dan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan sampai selesai. Seorang wirausaha yang bekerja keras akan mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada untuk kepentingan pribadi dan usahanya (tidak ada waktu yang terbuang sia-sia). Perilaku seorang wirausaha lainnya adalah keyakinan diri yaittu suatu perilaku atau sikap percaya diri atau yakin atas kemampuan yang dimiliki, sehingga bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa ragu-ragu dan selalu optimis untuk mencapai kesuksesan dalam usahanya. Menurut Imam Santoso Sukardi perilaku seorang wirausaha yang lain adalah perilaku pengambilan risiko yaitu mempunyai keberanian dalam memutuskan suatu keputusan yang ada risikonya, seorang wirausaha juga harus siap menanggung risiko yang akan dihadapinya, mesikupun demikian seorang wirausaha juga dituntut untuk cermat, berhati-hati dan memperhitungkan benar risiko yang akan didapat.
Kunci penting seorang wirausahawan adalah berpikir kreatif, inovatif, berani mengambil resiko dan tidak mudah putus asa. Menurut Mc Clelland karakteristik wirausahawan adalah keinginan untuk berprestasi, keinginan untuk bertanggung jawab, preferensi kepada resiko-resiko menengah, persepsi kepada kemungkinan berhasil, rangsangan oleh umpan balik, aktivitas energik, orientasi ke masa depan, keterampilan dalam pengorganisasian dan sikap terhadap uang.  Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach adalah kemampuan inovatif, toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity), keinginan untuk berprestasi, kemampuan perencanaan realistis, kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, obyektivitas, tanggung jawab pribadi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
Kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland yaitu  kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Berikut adalah penjelasan beserta contohnya.
Kebutuhan untuk berprestasi (nAch) adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Contohnya seorang wirausahawan tentu ingin usahanya meraih suatu tingkat pencapaian tertentu dan tidak menjadi usaha yang hanya biasa-biasa saja, misalnya mendapatkan prestasi atau penghargaan top brand award atau best seller record, atau penghargaan-penghargaan lainnya dari berbagai instansi terkait yang menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki prestasi yang tinggi dan bukan sekedar usaha yang biasa-biasa saja.
Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afi) adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Contohnya yaitu suatu usaha tidak dapat 100% benar-benar berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya. Berbagai segi bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang dapat diandalkan untuk menjalankan usaha (mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor, agen, penanam modal, dan lain-lain). Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama dan berhubungan dengan mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk berafiliasi. Koneksi yang luas, merupakan salah satu hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Contohnya yaitu seorang wirausahawan tentunya ingin menguasai pasar. Selain itu, ada keinginan dari diri sendiri untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain (memiliki usaha sendiri dan memimpin sejumlah orang/karyawan). Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa seorang wirausahawan memiliki kebutuhan untuk berkuasa (ingin memimpin, bukannya dipimpin).
Sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru terdiri dari 5 hal. Berikut adalah penjabaran beserta contohnya. Kebutuhan akan sumber penemuan,  penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas dan ingin dipenuhi. Terdapat banyak contoh barang atau jasa yang telah dikembangkan dari persepsi demikian itu. Barang dan jasa tersebut berkisar dari mulai yang sedaerhana hingga yang rumit, dari yang mahal hingga yang murah. Hobi atau kesenangan pribadi, Misalnya kesenangan membuat roti atau membuat lagu nyanyian. Mengamati kecenderungan-kecenderungan merupakan sumber gagasan untuk melakukan venture baru. Banyak peluang yang terlihat oleh para pengamat mendorongnnya untuk mengerjakan sesuatu baru pada saat yang tepat. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada, lahan yang subur bagi gagasan barang dan jasa baru terletak pada pengamatan kekurangan pada barnag dan jasa yang ada. Pendekatan ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja atau menambah keunggulan yang diperlukan. Contohnya kunci anti-maling mobil. Kegunaan lain dari barang-barang biasa, banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang tersebut berkisar dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang akhir hingga pengembaan penerapan baru barang yang tidak terpakai.
Unsur-unsur analisa pulang pokok terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, biaya total, pendapatan total, keuntungan dan kerugian. Berikut adalah penjelasannya. Biaya tetap adalah biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat memproduksi barang atau jasa. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk atau jasa yang dihasilkan, nilainya tetap dan tidak berubah. Biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari sedikit atau banyaknya produk dan jasa yang akan dihasilkan. Semakin besar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap akan semakin tinggi dan sebaliknya. Contoh dari biaya ini adalah biaya material produksi. Semakin banyak produk yang ingin dihasilkan, maka material yang dibutuhkan juga akan semakin banyak dan biaya nya otomatis ikut menjadi banyak. Contoh lain adalah biaya bahan bakar, lembur tenaga kerja, dan lain sebagainya. Biaya total adalah jumlah keseluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode tertentu. Pendapatan total adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari jumlah barang yang terjual pada saat tingkat harga tertentu. Keuntungan adalah nilai yang didapat dari hasil penjualan. Kerugian adalah jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pendapatan awal yang disediakan.
Pembagian dalam bentuk-bentuk kepemilikan diantaranya yaitu kepemilikan perseorangan, kepemilikan kongsi dan kepemilikann perseroan. Kepemilikan perseorangan, dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang, sehingga laba yang diterima tidak perlu dibagi-bagi. Kepemilikan kongsi, dimiliki dan dijalankan oleh 2 orang atau lebih, kepemilikan bersama atas harta, umur perusahaan terbatas, adanya pembagian laba. Perusahaan perseroan, perusahaan yang memiliki badan hukum, kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya, kepemilikan perusahaan dapat berpindah tangan, eksistensi relatif stabil.
Langkah langkah dalam penyediaan sumber daya manusia dimulai dari perekrutan karyawan, selanjutnya adalah seleksi calon karyawan, kemudian pelatihan karyawan dan diakhiri dengan penilaian hasil kerja. Tahap proses seleksi sumber daya manusia adalah melakukan penyaringan pendahuluan dari rekaman, berkas data, dll. Langkah selanjutnya yaitu melakukan wawancara, kemudian melakukan berbagai tes mulai dari tes kecerdasan, tes bakat dan tes kepribadian. Langkah selanjutnya adalah rujukan prestasi. Langkah selanjutnya wawancara dianostik. Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan kesehatan dan kemudian penilaian pribadi.

Kamis, 11 Juni 2015

TENTANG DOSEN PENGAJAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Mata kuliah Pengetahuan Lingkungan merupakan salah satu mata kuliah softskill di semester 6 Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma. Mata kuliah softskill memiliki sedikit keistimewaan dari mata kuliah lainnya karena tatap muka dilakukan 1 bulan 1 kali dan sisanya melalui internet. Dosen Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan adalah Ibu Yuyun Yuniar. Beliau juga merupakan Dosen Wali untuk kelas saya yaitu 3ID05. Keterbatasan pertemuan untuk Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan tidak menjadi masalah dengan hubungan ataupun kerjasama diantara ibu Yuyun selaku Dosen mata kuliah dan Dosen Wali dengan Mahasiswanya karena ibu yuyun pernah mengajar kami di semester sebelumnya (semester 5) dengan mata kuliah yang berbeda yaitu Analisis Keputusan. Ibu yuyun merupakan sosok dosen yang baik, penyabar, peduli dengan mahasiswa nya dan tidak mempersulit mahasiswa dalam masalah nilai. Materi yang diajarkan oleh ibu yuyun juga sesuai dengan SAP Gunadarma. Ujian yang diberikan juga sesuai dengan yang diajarkan sehingga mahasiswa tidak kebingungan dalam mengerjakannya. Materi yang diajarkan terkadang mengajarkan mahasiswa untuk mandiri karena kebanyakan soal-soal yang diberikan menuntut mahasiswa untuk menganalisis maksud di dalamnya. Ibu yuyun juga merupakan salah satu alumni di Jurusan dan Universitas yang sama yaitu Teknik Industri Gunadarma. Hal itu menjadikan sering terdapat sharing ataupun berbagi pengalaman serta tips-tips berkenaan dengan didalam studi Teknik Industri maupun prospek ke depannya, Ibu yuyun juga memahami kesibukan mahasiswa Teknik Industri Gunadarma terutama dalam hal Praktikum yang tergolong susah. Harapan kami untuk Ibu yuyun semoga tetap mengajar dengan sabar dan semakin baik lagi dalam hal pengajaran. Memberikan arahan maupun bimbingan untuk Mahasiswa sekaligus Junior nya di Teknik Industri Gunadarma ini, Terima kasih ibu :*

Kamis, 30 April 2015

DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN ISO 14001

No.
Nama Perusahaan
Kategori Industri
Alamat
Tahun Sertifikasi
Badan Sertifikasi
1
Asia Matsushita Battery Panasonic, PT.
Battery
Jl. Beringin Lot 275-276 Muka Kuning Batam
2 Desember 1997
BVQI
2
Century Batteries Indonesia, LTD
Battery
Jl. Raya Bekasi Km.25 Cakung Jakarta 13966
-
AFAQ
3
Indonesia Asahan Aluminium, PT.
Cable, Steel
Sumatera Utara
5 April 2002
SGS
4
Asahi Best Base Indonesia, PT.
Cable, Steel
MM 2100 Industrial Town, Blok C-2, Cikarang Barat Bekasi 17520
-
PT. KEMA
5
Masushita Gobel Battery Industry, PT.
Battery
Kawasan Industri Gobel, Jl. Teuku Umar Km 44, Cikarang Barat, Bekasi 17520
-
KEMA/ABS
6
PT. Batam Matsushita Battery
Battery
Jl. Beringin Lot 275-276-277 Batamindo Industrial Park
15 November 2002
LRQA
7
PT. Indonesia Steel Tube Works Semarang
Cable, Steel
Jl. Simongan 105, Semarang 50148
30 Juni 2000
TUV Rheinland
8
Kabel Metal Indonesia, PT
Cable, Steel
Jl. Raya Bekasi Km.23 Cakung Jakarta Utara
-
SGS Yarsley
9
PT. Hirose Electric Indonesia
Elektronik/Mesin
EJIP Industrial Park Lot 3B-1 Lemahabang Bekasi
15 September 2004
LRQA
10
Omron Manufacturing Ind, PT.
Elektronik/Mesin
EJIP Industrial Park Lot 5C Lemahaban
g Bekasi
-
BVQI
Sumber:
https://www.scribd.com/doc/4654121/daftar-perusahaan-iso-14000-kesehatan-lingkungan