Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan
dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi, kapan
diproduksi dan apa sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang
telah ditetapkan. Perencanaan produksi berkaitan pula dengan pengendalian
produksi yaitu fungsi yang mengarahkan atau mengatur pergerakan material
(bahan, part/komponen/subassembly dan
produk) melalui seluruh siklus manufacturing
mulai dari permintaan bahan baku sampai pada pengiriman produk akhir kepada
pelanggan (Sinulingga, 2009).
Perencanaan produksi
dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus
dilakukan dimasa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak
melakukannya, dan kapan harus dilakukan. Perencanaan produksi berkaitan dengan
masa mendatang sehingga perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat
berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Perencanaan
tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, sehingga setiap
perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara berkala dengan melakukan
pengendalian. Perencanaan produksi dan pengendalian produksi adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Definisi perencanaan dan pengendalian produksi
adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk,
mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi sehingga permintaan pasar
dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya
produksi yang minimum (Nasution, 2008).
Pembuatan rencana produksi
tidak dapat dilakukan hanya sekali dan digunakan untuk selamanya. Perencanaan
produksi harus dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang. Berdasarkan
pengelompokkan perencanaan produksi atas dasar jangka waktu dibedakan menjadi
tiga, yaitu (Nasution, 2008).
1.
Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5
tahun atau lebih ke depan. Jangka waktu terpendeknya ialah ditentukan oleh
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal
tersebut meliputi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan desain dari
bangunan dan peralatan pabrik baru, konstruksinya, instalasinya, dan hal
lainnya sampi fasilitas baru tersebut siap dioperasikan. Perencanaan produksi
jangka panjang dibuat dengan sangat mempertimbangkan ramalan kondisi umum
perekonomian dan kependudukan, situasi politik dan sosial, perubahan teknologi,
dan perilaku pesaing, dimana semua faktor tersebut akan dievaluasi dampaknya
terhadap aktivitas perusahaan. Secara singkat, perencanaan produksi jangka
panjang adalah berhubungan dengan efek apa yang akan muncul di masa mendatang
terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang diperlukan dalam menyesuaikan
terhadap perubahan tersebut.
2.
Perencanaan produksi jangka menengah atau perencanaan
agregat. Perencanaan agregat mempunyai horison perencanaan antara 1 sampai 12
bulan dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan pada
perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan agregat didasarkan pada
peramalan permintaan tahunan dari bulan dan sumber daya produktif yang ada
seperti jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah
supplier dan subkontraktor, dengan asumsi relatif tetap.
3.
Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horison
perencanaan kurang dari 1 bulan dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal
produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan aktual
yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima dengan sumber daya yang
tersedia berupa jumlah departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya
operator, tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada, sehingga
sesuai dengan batasan-batasan yang ditetakan pada perencanaan agregat.
Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan dan pengendalian produksi memiliki fungsi
dasar yang harus dipenuhi. Berikut adalah 4 fungsi dasar yang harus dipenuhi
oleh aktivitas perencanaan dan pengendalian produksi (Kusuma, 1999).
1.
Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah
produk sebagai fungsi dari waktu.
2.
Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta
komponen secara ekonomis dan terpadu.
3.
Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan
produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk
jadi setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan
revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.
4.
Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan
tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi
permintaan pada suatu periode.