Kewirausahaan
adalah suatu nilai
yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994). Pengertian
kewirausahaan
menurut Harvey Leibenstein (1979) adalah mencakup
berbagai
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada
saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira memiliki arti sebagai pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung sedangkan usaha adalah
perbuatan amal, bekerja atau berbuat sesuatu. Berdasarkan arti dari kedua kata tersebut
dapat disimpulkan bahwa wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Pernyataan tersebut adalah menurut segi etimologi (asal usul kata). Menurut
Prawirokusumo, wirausaha adalah mereka yang mampu melakukan berbagai
upaya
kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya
untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter
(1934) adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di
dalam pasar melalui berbagai kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut adalah dalam bentuk memperkenalkan produk baru, memperkenalkan
metode produksi baru, membuka pasar yang baru (new market), memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Wirausaha memiliki perilaku tertentu yang mendukung
pencapaian kesuksesannya. Perilaku tersebut adalah kerja keras yaitu perilaku
tidak mudah menyerah, tidak mudah mengeluh dan melakukan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya dan sampai selesai. Seorang wirausaha yang bekerja keras akan mengutamakan kerja dan
mengisi waktu yang ada untuk kepentingan pribadi dan usahanya (tidak ada waktu
yang terbuang sia-sia). Perilaku seorang wirausaha lainnya adalah keyakinan diri yaittu suatu
perilaku atau sikap percaya diri atau yakin atas kemampuan yang dimiliki,
sehingga bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa ragu-ragu dan selalu optimis untuk
mencapai kesuksesan dalam usahanya. Menurut Imam Santoso Sukardi
perilaku seorang wirausaha yang lain adalah perilaku pengambilan
risiko yaitu mempunyai keberanian dalam memutuskan suatu
keputusan yang ada risikonya, seorang wirausaha juga harus siap menanggung
risiko yang akan dihadapinya, mesikupun demikian seorang wirausaha juga dituntut
untuk cermat, berhati-hati dan memperhitungkan benar risiko yang akan didapat.
Kunci penting seorang wirausahawan adalah
berpikir kreatif, inovatif, berani mengambil resiko dan tidak mudah putus asa. Menurut Mc Clelland karakteristik
wirausahawan adalah keinginan untuk berprestasi, keinginan untuk
bertanggung jawab, preferensi kepada resiko-resiko menengah, persepsi kepada kemungkinan
berhasil, rangsangan oleh umpan balik, aktivitas energik, orientasi ke masa depan, keterampilan
dalam pengorganisasian dan sikap terhadap uang. Karakteristik wirausahawan yang
sukses dengan n Ach adalah kemampuan inovatif, toleransi
terhadap kemenduaan (ambiguity), keinginan untuk
berprestasi, kemampuan perencanaan realistis, kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, obyektivitas, tanggung
jawab pribadi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan sebagai pengorganisasi dan
administrator.
Kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian
tujuan ekonomi menurut Mc Clelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n
Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Berikut adalah penjelasan beserta
contohnya.
Kebutuhan untuk berprestasi (nAch) adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu
karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan
tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
Contohnya seorang wirausahawan tentu ingin usahanya meraih suatu tingkat
pencapaian tertentu dan tidak menjadi usaha yang hanya biasa-biasa saja,
misalnya mendapatkan prestasi atau penghargaan top brand award atau best seller
record, atau penghargaan-penghargaan lainnya dari berbagai instansi terkait
yang menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki prestasi yang tinggi dan bukan
sekedar usaha yang biasa-biasa saja.
Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afi) adalah hasrat
untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Contohnya yaitu suatu
usaha tidak dapat 100% benar-benar berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya.
Berbagai segi bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang dapat diandalkan untuk
menjalankan usaha (mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor, agen,
penanam modal, dan lain-lain). Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama dan
berhubungan dengan mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk
berafiliasi. Koneksi yang luas, merupakan salah satu hal penting yang perlu
dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) adalah
kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana
orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk
ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Contohnya yaitu
seorang wirausahawan tentunya ingin menguasai pasar. Selain itu, ada keinginan
dari diri sendiri untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain (memiliki
usaha sendiri dan memimpin sejumlah orang/karyawan). Hal ini secara tidak
langsung menunjukkan bahwa seorang wirausahawan memiliki kebutuhan untuk
berkuasa (ingin memimpin, bukannya dipimpin).
Sumber gagasan dalam identifikasi peluang
usaha baru terdiri dari 5
hal. Berikut adalah penjabaran beserta contohnya.
Kebutuhan akan sumber penemuan, penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan
yang jelas dan ingin dipenuhi. Terdapat banyak contoh barang atau jasa yang
telah dikembangkan dari persepsi demikian itu. Barang dan jasa tersebut
berkisar dari mulai yang sedaerhana hingga yang rumit, dari yang mahal hingga
yang murah. Hobi atau kesenangan pribadi, Misalnya
kesenangan membuat roti atau membuat lagu nyanyian. Mengamati
kecenderungan-kecenderungan merupakan sumber
gagasan untuk melakukan venture baru. Banyak peluang yang terlihat oleh para pengamat mendorongnnya untuk
mengerjakan sesuatu baru pada saat yang tepat. Mengamati
kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada, lahan
yang subur bagi gagasan barang dan jasa baru terletak pada pengamatan
kekurangan pada barnag dan jasa yang ada. Pendekatan ini ditujukan untuk
memperbaiki kinerja atau menambah keunggulan yang diperlukan. Contohnya kunci
anti-maling mobil. Kegunaan lain dari barang-barang biasa, banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk
kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang
tersebut berkisar dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang akhir hingga
pengembaan penerapan baru barang yang tidak terpakai.
Unsur-unsur analisa pulang pokok terdiri
dari biaya tetap, biaya variabel,
biaya total, pendapatan total, keuntungan dan kerugian. Berikut adalah
penjelasannya. Biaya tetap adalah biaya minimal yang
harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat memproduksi barang atau
jasa. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk atau jasa yang
dihasilkan, nilainya tetap dan tidak berubah. Biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari
sedikit atau banyaknya produk dan jasa yang akan dihasilkan. Semakin besar
produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap akan semakin tinggi dan
sebaliknya. Contoh dari biaya ini adalah biaya material produksi. Semakin
banyak produk yang ingin dihasilkan, maka material yang dibutuhkan juga akan
semakin banyak dan biaya nya otomatis ikut menjadi banyak. Contoh lain adalah
biaya bahan bakar, lembur tenaga kerja, dan lain sebagainya. Biaya total adalah jumlah
keseluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode tertentu. Pendapatan
total adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari jumlah barang
yang terjual pada saat tingkat harga tertentu. Keuntungan adalah nilai yang
didapat dari hasil penjualan. Kerugian adalah jumlah pengeluaran lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan awal yang disediakan.
Pembagian dalam bentuk-bentuk kepemilikan
diantaranya yaitu kepemilikan
perseorangan, kepemilikan kongsi dan kepemilikann perseroan. Kepemilikan perseorangan, dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang,
sehingga laba yang diterima tidak perlu dibagi-bagi. Kepemilikan kongsi,
dimiliki dan dijalankan oleh 2 orang atau lebih, kepemilikan bersama atas
harta, umur perusahaan terbatas, adanya pembagian laba. Perusahaan perseroan,
perusahaan yang memiliki badan hukum, kewajiban pemilik saham terbatas pada
jumlah saham yang dimilikinya, kepemilikan perusahaan dapat berpindah tangan,
eksistensi relatif stabil.
Langkah langkah dalam penyediaan sumber daya manusia dimulai dari perekrutan
karyawan, selanjutnya adalah
seleksi calon karyawan, kemudian pelatihan
karyawan dan diakhiri dengan
penilaian hasil kerja. Tahap proses seleksi
sumber daya manusia adalah melakukan penyaringan pendahuluan dari rekaman,
berkas data, dll. Langkah
selanjutnya yaitu melakukan wawancara, kemudian melakukan berbagai tes mulai dari tes kecerdasan, tes bakat dan tes kepribadian.
Langkah selanjutnya adalah rujukan prestasi. Langkah selanjutnya wawancara dianostik. Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan kesehatan dan kemudian penilaian
pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar