Jumat, 23 Oktober 2015

Perencanaan Produksi (TULISAN 1)

Perencanaan Produksi
            Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi, kapan diproduksi dan apa sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. Perencanaan produksi berkaitan pula dengan pengendalian produksi yaitu fungsi yang mengarahkan atau mengatur pergerakan material (bahan, part/komponen/subassembly dan produk) melalui seluruh siklus manufacturing mulai dari permintaan bahan baku sampai pada pengiriman produk akhir kepada pelanggan (Sinulingga, 2009).
            Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan dimasa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya, dan kapan harus dilakukan. Perencanaan produksi berkaitan dengan masa mendatang sehingga perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara berkala dengan melakukan pengendalian. Perencanaan produksi dan pengendalian produksi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Definisi perencanaan dan pengendalian produksi adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi yang minimum (Nasution, 2008).
            Pembuatan rencana produksi tidak dapat dilakukan hanya sekali dan digunakan untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang. Berdasarkan pengelompokkan perencanaan produksi atas dasar jangka waktu dibedakan menjadi tiga, yaitu (Nasution, 2008).
1.      Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5 tahun atau lebih ke depan. Jangka waktu terpendeknya ialah ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal tersebut meliputi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan desain dari bangunan dan peralatan pabrik baru, konstruksinya, instalasinya, dan hal lainnya sampi fasilitas baru tersebut siap dioperasikan. Perencanaan produksi jangka panjang dibuat dengan sangat mempertimbangkan ramalan kondisi umum perekonomian dan kependudukan, situasi politik dan sosial, perubahan teknologi, dan perilaku pesaing, dimana semua faktor tersebut akan dievaluasi dampaknya terhadap aktivitas perusahaan. Secara singkat, perencanaan produksi jangka panjang adalah berhubungan dengan efek apa yang akan muncul di masa mendatang terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang diperlukan dalam menyesuaikan terhadap perubahan tersebut.
2.      Perencanaan produksi jangka menengah atau perencanaan agregat. Perencanaan agregat mempunyai horison perencanaan antara 1 sampai 12 bulan dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan agregat didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan dan sumber daya produktif yang ada seperti jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier dan subkontraktor, dengan asumsi relatif tetap.
3.      Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horison perencanaan kurang dari 1 bulan dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan aktual yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima dengan sumber daya yang tersedia berupa jumlah departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada, sehingga sesuai dengan batasan-batasan yang ditetakan pada perencanaan agregat.



Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
            Perencanaan dan pengendalian produksi memiliki fungsi dasar yang harus dipenuhi. Berikut adalah 4 fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencanaan dan pengendalian produksi (Kusuma, 1999).
1.      Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
2.      Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.
3.      Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.

4.      Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar