GREEN MANUFACTURING
Green manufacturing
adalah suatu metode untuk meminimalkan limbah dan atau polusi yang
disebabkan oleh proses manufaktur. Green manufacturing mendasarkan
pada sistem produksi yang berkelanjutan (sustainable production system)
dalam menghasilkan sebuah produk. Produk industri tersebut memiliki siklus
hidup, mulai dari perancangan, pembuatan, distribusi, pemanfaatan dan sisa
produk yang memiliki dampak kerusakan terhadap lingkungan dan kesehatan,
serta mengkonsumsi sumber daya alam seminimal mungkin (material dan
energi). Industri yang menerapkan green manufacturing akan memiliki
performa industri yang ramah lingkungan serta efisien dari segi ekonomi.
Manufaktur itu sendiri adalah proses keindustrian
untuk membuat suatu barang jadi atau setengah jadi dari mulai bahan baku
melalui proses teknologi. Arti manufaktur asal mulanya adalah membuat barang
dengan tangan (manual). Manufakturbukan hanya sekedar ilmu akan tetai
menyangkut dengan laku (practice).
Disebutkan dalam manufaktur berlaku “ilmu tanpa laku = kosong (science without practice = no fruit)
tapi laku tanpa ilmu = kerdil (practice
without science = no root).
Diatas sekilas dibahas mengenai apa itu green manufacturing dan manufaktur secara singkatnya. Pada acara
seminar yang diadakan di Kampus D Gunadarma pada tanggal 02 April 2014 membahas
mengenai “Seminar Green Mnufacturing
untuk Mencapai Industri yang Berkelanjutan”.
Konsep dasar dari green manufacturing yang dijelaskan oleh
bapak Dr.Ir Emirul Bahar, MT. Realitas dalam manufaktur ialah pembuatan suatu
produk misal (mobil/secara modern, tahu/ secara konvensional). Kedua proses
produksi tersebut adalah sama-sama mengeluarkan limbah. Hanya bentuk limbahnya
saja yang berbeda sesuai dengan jenis produksinya itu seperti apa. Seperti
dalam istilah “we borrow the earth from
our descendants”.
Perusahaan industri yang semakin
berkembang membuat limbah yang dihasilkan juga semakin tinggi. Pencemaran akan
lingkungan juga semakin diperparah dengan adanya limbah industri selain
persentase utama di duduki oelh limbah rumah tangga. Akan tetapi masalah limbah
industri juga menjadi permasalahan besar mengingat ada beberapa limbah dari
industri elektronik misalnya itu dapat berbahaya bagi lingkungan. Menanggapi
hal tersebut maka sedang dikembangkanlah green
manufacturing.
Antisipasi yang dilakukan dalam
penanganan limbah industri adalah meminimasi polusi dan limbah. Hal tersebut
dikarenakan limbah dari sisa prosuksi tidak mungkin dihilangkan karena itu
mutlak ada. Tujuan dari green
manufacturing adalah sustainability
atau ketahanan. Manfaat dari green
manufacturing itu sendiri adalah salah satunya dapat menghemat biaya-biaya
mubadzir seperti preventif lebih baik daripada kuratif. Proses green manufacturing pegawai
diikutsertakan atau dilibatkan dalam proses design-daur
ulang. Perusahaan tetap perlu memikirkan green
manufacturing untuk kualitas atau peningkatan produksi. Proses green manufacturing itu sendiri memiliki
manfaat yaitu dapat membentuk reputasi yang baik terhadap masyarakat,
memberikan investasi berlebih di awal, meningkatkan sistem manufaktur green design, pengembangan sistem
manufaktur yang inovatif.
Pembicara kedua yaitu bapak Prof.DR.Ir
Udisubakti yang merupakan dosen dari Institute Teknologi Surabaya (ITS)
menjelaskan mengenai “Paradigma Baru dan Pengantar Umum dalam Perspektif TI”.
Penjelasan dimulai dengan dampak dari revolusi industri itu adalah global warming. Polusi dan limbah ada
dimana-mana yang merupakan sisa dari kegiatan produksi. Limbah yang dihasilkan
menjadi polusi yang mencemari alam baik di air, udara maupun tanah. Hal
tersebut tentu akan berdampak buruk bagi bumi untuk sekarang dan masa yang akan
datang. Model System Dunia kini mencanangkan MIT dengan mengubah pola pikir
Teknik Industri menjadi multidimensi. Digencarkanlah green manufacturing atau sustainibility
manufacturing. Manusia sebagai faktor utama dari LCA (Life Cycle Assestment).
Pembicara ketiga adalah bapak Ridwan
H.Saputra dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Penjelasan dimulai dengan
proses produksi semen yang dimulai dengan batu kapur dan bahan-bahan lain
ditambang à penggilingan awal à pembakaran >1800 à setelah cair dinginkan mendadak sehingga membentuk clinkerà dicampur dengan zat lain à digiling à dipasarkan.
Proses
pembuatan semen dapat dibedakan menurut :
1. Proses basah
Pada proses basah semua bahan baku yang ada dicampur
dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan
bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan
karena masalah keterbatasan energi BBM.
2. Proses kering
Pada proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending
kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima
tahap pengelolaan yaitu :
a. Proses
pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller
meal.
b. Proses
pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang
homogen.
c. Proses
pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan
setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).
d. Proses
pendinginan terak.
e. Proses
penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement
mill.
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi
penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga
menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang
larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali,
fosfor, dan kapur bebas.
Secara singkat, proses dari
pembuatan semen ini adalah semua bahan mentah dicampurkan, bahan-bahan mentah
ini harus bebas debu. Debu yang dihasilkan dari bahan mentah ini akan ditangkap
oleh penangkap debu, agar debu-debu tersebut tidak mencemari udara. Bahan-bahan
ditampung. Setelah ditampung, bahan-bahan ini kemudian dimasukkan ke dalam
suspensi preheater. Suspensi preheater ini berfungsi untuk memanaskan dengan cara
menyemprotkan udara panas. Kemudian bahan-bahan dimasukkan ke dalam rotary kiln
(oven besar yang berputar) dan dibakar pada suhu ± 1400º C sehingga
menghasilkan butiran-butiran kecil berwarna hitam yang disebut clinker (bahan
setengah jadi). Clinker kemudian ditampung di dalam clinker silo. Dari clinker
silo kemudian dimasuk ke dalam semen mill. Semen mill ini adalah suatu tempat
dimana terjadi proses pencampuran dengan gipsum. Setelah dari semen mill, masuk
ke dalam semen silo. Tahap akhir dari proses pembuatan semen ini adalah
pengepakan, yang selanjutnya semen akan di distribusikan ke pasaran.
DAMPAK INDUSTRI SEMEN TERHADAP LINGKUNGAN
Berdasarkan bahan baku dan bahan bakar yang digunakan
serta proses produksi, industri semen menyebabkan dampak lingkungan sebagai
berikut :
a) Lahan
Penurunan kualitas kesuburan tanah akibat penambangan
tanah liat. Perubahan tata-guna tanah akibat kegiatan penebangan dan penyerapan
lahan serta pembangunan fasilitas lainnya, menyebabkan penurunan kapasitas air
tanah yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kuantitas air sungai di
sekitarnya. Hal ini akan menyebabkan keimbangan lingkungan setempat.
b) air
Kualitas air menurun akibat limbah cair dari pabrik
dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan. Menimbulkan lahan
kritis yang mudah terkena erosi dan pendangkalan dasar sungai, yang pada
akhirnya akan menimbulkan banjir pada musim hujan.
Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena
hilangnya vegetasi pada suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan
oleh tanah di tempat itu berkurang, sehingga persediaan air tanah menipis.
Sungai menjadi kering pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan karena
tanah tidak mampu lagi menyerap air.
c) Udara
Debu yang dihasilkan pada waktu pengadaan bahan baku
dan selama proses pembakaran dan debu yang dihasilkan selama pengangkutan bahan
baku ke pabrik dan bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya. Debu
yang secara visual terlihat di kawasan pabrik dalam bentuk kabut dan kepulan
debu menimbulkan pencemaran udara serius. Suhu udara di sekitar pabrik naik.
Gas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak bumi dan batu bara,
berupa gas CO, CO2, SO2 dan gas lainnya yang mengandung hidrokarbon dan
belerang.
Menanggapi dampak yang dapat
ditimbulkan diatas maka PT Indocement menggunakan prinsip green manufacturing dalam produksi semennya. Proses input dalam
produksi semennya menggunakan material dan bahan bakar yang bebas emisi. Materials
yang digunakan adalah industrial waste dan natural scurces. Bahan bakar (fuels)
yang digunakan adalah biomass, industrial waste (limbah industri), SMW (sampah
rumah tangga). Saat proses produksi berlangsung juga tidak terlepas dari green manufacturing yaitu Dust Collector
System (Penangkap debu), maintenance system, dan eficiency machine. Poduk yang
dihasilkan juga sustainable development, concrete use dan fabrication.
Proses
produksi semen ini berada di pipa yang tertutup sehingga tidak mencemari udara.
Debu yang berupa limbah pun tidak ada karena hasil dari produksinya adalah
debu.
Sumber
tambahan: