Minggu, 27 April 2014

GREEN MANUFACTURING



GREEN MANUFACTURING

Green manufacturing adalah suatu metode untuk meminimalkan limbah dan atau  polusi yang disebabkan oleh proses manufaktur. Green manufacturing mendasarkan pada sistem produksi yang berkelanjutan (sustainable production system) dalam menghasilkan sebuah produk. Produk industri tersebut memiliki siklus hidup, mulai dari perancangan, pembuatan, distribusi, pemanfaatan dan sisa produk yang memiliki dampak kerusakan terhadap lingkungan dan kesehatan, serta mengkonsumsi sumber daya alam seminimal mungkin (material dan energi). Industri yang menerapkan green manufacturing akan memiliki performa industri yang ramah lingkungan serta efisien dari segi ekonomi.
Manufaktur itu sendiri adalah proses keindustrian untuk membuat suatu barang jadi atau setengah jadi dari mulai bahan baku melalui proses teknologi. Arti manufaktur asal mulanya adalah membuat barang dengan tangan (manual). Manufakturbukan hanya sekedar ilmu akan tetai menyangkut dengan laku (practice). Disebutkan dalam manufaktur berlaku “ilmu tanpa laku = kosong (science without practice = no fruit) tapi laku tanpa ilmu = kerdil (practice without science = no root).

Diatas sekilas dibahas mengenai apa itu green manufacturing dan manufaktur secara singkatnya. Pada acara seminar yang diadakan di Kampus D Gunadarma pada tanggal 02 April 2014 membahas mengenai “Seminar Green Mnufacturing untuk Mencapai Industri yang Berkelanjutan”.
            Konsep dasar dari green manufacturing yang dijelaskan oleh bapak Dr.Ir Emirul Bahar, MT. Realitas dalam manufaktur ialah pembuatan suatu produk misal (mobil/secara modern, tahu/ secara konvensional). Kedua proses produksi tersebut adalah sama-sama mengeluarkan limbah. Hanya bentuk limbahnya saja yang berbeda sesuai dengan jenis produksinya itu seperti apa. Seperti dalam istilah “we borrow the earth from our descendants”.
            Perusahaan industri yang semakin berkembang membuat limbah yang dihasilkan juga semakin tinggi. Pencemaran akan lingkungan juga semakin diperparah dengan adanya limbah industri selain persentase utama di duduki oelh limbah rumah tangga. Akan tetapi masalah limbah industri juga menjadi permasalahan besar mengingat ada beberapa limbah dari industri elektronik misalnya itu dapat berbahaya bagi lingkungan. Menanggapi hal tersebut maka sedang dikembangkanlah green manufacturing.
            Antisipasi yang dilakukan dalam penanganan limbah industri adalah meminimasi polusi dan limbah. Hal tersebut dikarenakan limbah dari sisa prosuksi tidak mungkin dihilangkan karena itu mutlak ada. Tujuan dari green manufacturing adalah sustainability atau ketahanan. Manfaat dari green manufacturing itu sendiri adalah salah satunya dapat menghemat biaya-biaya mubadzir seperti preventif lebih baik daripada kuratif. Proses green manufacturing pegawai diikutsertakan atau dilibatkan dalam proses design-daur ulang. Perusahaan tetap perlu memikirkan green manufacturing untuk kualitas atau peningkatan produksi. Proses green manufacturing itu sendiri memiliki manfaat yaitu dapat membentuk reputasi yang baik terhadap masyarakat, memberikan investasi berlebih di awal, meningkatkan sistem manufaktur green design, pengembangan sistem manufaktur yang inovatif.
            Pembicara kedua yaitu bapak Prof.DR.Ir Udisubakti yang merupakan dosen dari Institute Teknologi Surabaya (ITS) menjelaskan mengenai “Paradigma Baru dan Pengantar Umum dalam Perspektif TI”. Penjelasan dimulai dengan dampak dari revolusi industri itu adalah global warming. Polusi dan limbah ada dimana-mana yang merupakan sisa dari kegiatan produksi. Limbah yang dihasilkan menjadi polusi yang mencemari alam baik di air, udara maupun tanah. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk bagi bumi untuk sekarang dan masa yang akan datang. Model System Dunia kini mencanangkan MIT dengan mengubah pola pikir Teknik Industri menjadi multidimensi. Digencarkanlah green manufacturing atau sustainibility manufacturing. Manusia sebagai faktor utama dari LCA (Life Cycle Assestment).
            Pembicara ketiga adalah bapak Ridwan H.Saputra dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Penjelasan dimulai dengan proses produksi semen yang dimulai dengan batu kapur dan bahan-bahan lain ditambang à penggilingan awal à pembakaran >1800 à setelah cair dinginkan mendadak sehingga membentuk clinkerà dicampur dengan zat lain à digiling à dipasarkan.
Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut :
1.    Proses basah
Pada proses basah semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
2.    Proses kering
Pada proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
a.      Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal.
b.     Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang homogen.
c.      Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).
d.     Proses pendinginan terak.
e.      Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement mill.
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.
Secara singkat, proses dari pembuatan semen ini adalah semua bahan mentah dicampurkan, bahan-bahan mentah ini harus bebas debu. Debu yang dihasilkan dari bahan mentah ini akan ditangkap oleh penangkap debu, agar debu-debu tersebut tidak mencemari udara. Bahan-bahan ditampung. Setelah ditampung, bahan-bahan ini kemudian dimasukkan ke dalam suspensi preheater. Suspensi preheater ini berfungsi untuk memanaskan dengan cara menyemprotkan udara panas. Kemudian bahan-bahan dimasukkan ke dalam rotary kiln (oven besar yang berputar) dan dibakar pada suhu ± 1400º C sehingga menghasilkan butiran-butiran kecil berwarna hitam yang disebut clinker (bahan setengah jadi). Clinker kemudian ditampung di dalam clinker silo. Dari clinker silo kemudian dimasuk ke dalam semen mill. Semen mill ini adalah suatu tempat dimana terjadi proses pencampuran dengan gipsum. Setelah dari semen mill, masuk ke dalam semen silo. Tahap akhir dari proses pembuatan semen ini adalah pengepakan, yang selanjutnya semen akan di distribusikan ke pasaran.
DAMPAK INDUSTRI SEMEN TERHADAP LINGKUNGAN
Berdasarkan bahan baku dan bahan bakar yang digunakan serta proses produksi, industri semen menyebabkan dampak lingkungan sebagai berikut :
a) Lahan
Penurunan kualitas kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat. Perubahan tata-guna tanah akibat kegiatan penebangan dan penyerapan lahan serta pembangunan fasilitas lainnya, menyebabkan penurunan kapasitas air tanah yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kuantitas air sungai di sekitarnya. Hal ini akan menyebabkan keimbangan lingkungan setempat.
b) air
Kualitas air menurun akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan. Menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi dan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan banjir pada musim hujan.
Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu berkurang, sehingga persediaan air tanah menipis. Sungai menjadi kering pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan karena tanah tidak mampu lagi menyerap air.

c) Udara
Debu yang dihasilkan pada waktu pengadaan bahan baku dan selama proses pembakaran dan debu yang dihasilkan selama pengangkutan bahan baku ke pabrik dan bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya. Debu yang secara visual terlihat di kawasan pabrik dalam bentuk kabut dan kepulan debu menimbulkan pencemaran udara serius. Suhu udara di sekitar pabrik naik. Gas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak bumi dan batu bara, berupa gas CO, CO2, SO2 dan gas lainnya yang mengandung hidrokarbon dan belerang.
            Menanggapi dampak yang dapat ditimbulkan diatas maka PT Indocement menggunakan prinsip green manufacturing dalam produksi semennya. Proses input dalam produksi semennya menggunakan material dan bahan bakar yang bebas emisi. Materials yang digunakan adalah industrial waste dan natural scurces. Bahan bakar (fuels) yang digunakan adalah biomass, industrial waste (limbah industri), SMW (sampah rumah tangga). Saat proses produksi berlangsung juga tidak terlepas dari green manufacturing yaitu Dust Collector System (Penangkap debu), maintenance system, dan eficiency machine. Poduk yang dihasilkan juga sustainable development, concrete use dan fabrication.
Proses produksi semen ini berada di pipa yang tertutup sehingga tidak mencemari udara. Debu yang berupa limbah pun tidak ada karena hasil dari produksinya adalah debu.

Sumber tambahan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar